Senin, 08 Februari 2016

Java Tour on the road

Libur Hari Raya Idul Fitri saya mencoba melakukan perjalanan yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini saya bersama

keluarga mencoba berkeliling P. Jawa dengan mobil. Rute yang kami lewati sengaja kami lakukan berlawanan dengan arus mudik untuk menghindari kemacetan.

Start dari Surabaya pukul 17:00 16 Juli 2015 menuju ke jalur Pantura. Kepergian sekeluarga dengan meninggalkan rumah dalam kondisi kosong cukup riskan bagi keamanan rumah, oleh karena itu tak lupa kami mengaktifkan sistem keamanan rumah, CCTV, sensor gerak, electric door lock dan sensor asap buatan kantor kami sendiri. Promo sedikit :) bisa dicek di http://delta-el ectronic.com/shop/product_info.php/products_id/3433 bagi yg berminat


Bagi yang memiliki binatang peliharaan, jangan lupa untuk mempersiapkan kondisi agar meteka tetap terawat saat tidak ada orang dalam seminggu.
- Atur automatic feeder untuk memberi makan otomatis tiap hari
- Karena akuarium air laut saya tidak mempunyai chiller (sistem pendingin) maka kita atur AC agar aktif saat suhu ruangan mencapai nilai di atas 28C dengan menggunakan salah satu unit smarthome buatan kantor saya. Promo lagi he he



Perjalanan melalui Jalur Pantura cukup lancar dan bahkan sepi. Apalagi saat tengah malam kita melalui Alas Roban yang dikatakan angker....mobil kita melaju sendiri. Kalau saya sih masih lebih takut begal daripada angkernya alas...




Pk 08.00 tgl 17 Juli 2015 kita mulai masuk Tol Cikopo Cipali, tol terpanjang di Indonesia yang juga dikatakan rawan kecelakaan. Tampak arus lalu lintas di sisi berlawanan penuh dengan kendaraan dan tidak dengan di sisi kita yang lengang


Tiba di Jakarta kita menginap di Hotel Ibis Slipi selama 3 hari. Sama sekali tidak ditemukan kemacetan di sana. Jakarta sangat lengang, hanya mall dan tempat hiburan seperti Ancol yang ramai sekali


Karena saya tidak begitu suka mall (anak istri yang suka) maka maaf tidak ada foto mall. Satu-satunya yang saya suka saat itu adalah Wisata Alam di Pantai Indah Kapuk. Di sana kita dapat melihat kondisi alam walau berupa buatan manusia dan tidak natural seperti tempat2 yang biasa saya kunjungi namun lumayanlah. Kondisi medan cukup ramah untuk mengajak ansk kecil ikut serta, (tidak seperti yg medan yg biasanya saya kunjungi he he orang dewasapun butuh persiapan)


Tanggal 21 Juli 2015 kami menuju ke Taman Safari Bogor dan melihat berbagai macam binatang. Tiketnya lumayan, sekitar Rp. 450.000 untuk 3 orang.






Tanggal 22 Juli 2015 saat arus balik dari mudik kami mulai meninggalkan Jakarta



Ruas sisi jalan kami begitu lengang dan santai. Kali ini kami melewati jalur tengah dengan berbelok ke arah Solo saat mencapai Semarang.




Pukul 22:00 tgl 23 Juli 2015 kami tiba di Solo dan menginap selama sehari. Besoknya tanggal 24 Juli 2015 kami meluncur ke Jawa Timur melalui Sarangan


Akhirnya kami tiba lagi di Surabaya pukul 23:00 tgl 24 Juli 2015. 

Jumat, 30 Oktober 2009

Bali - Lombok 2009

Perjalanan dari Surabaya ke Lombok tanggal 30 Desember 2008 saya lakukan melalui darat dengan rute Surabaya - Gilimanuk - Ketapang - Bedugul - Padang Bai - Mataram.
Bedugul di sore hari

Besoknya perjalanan diteruskan ke Padang Bai untuk menyeberang ke Lombok. Penyeberangan dilakukan selama 6 jam. Tiket menyeberang dengan mobil ternyata mahal sekali, Rp. 600.000,-. Mungkin lebih praktis kita carter kendaraan yang mengantar kita hingga Padang Bai dan selanjutnya sewa di Mataram saja di kemudian hari.

Setelah 6 jam perjalanan di feri kita akan tiba di Lembar, pelabuhan di Lombok dengan lautnya yang terlihat biru.
Keesokan harinya kita menuju ke Senggigi dengan pantainya yang biru
Kemudian perjalanan diteruskan ke tiga Gili yang ada di sana yaitu Gili Meno, Gili Trawangan dan Gili Air dengan menggunakan perahu.
Danau di tengah Gili Meno


Minggu, 25 Oktober 2009

Ranu Kumbolo - Semeru 1998

13 Mei 1998, pendakian Semeru yang kedua hanya kita lakukan sampai di Ranu Kumbolo saja tidak seperti pada tahun 1991. Tampak matahari muncul dari balik kedua bukit yang mengelilingi Ranu Kumbolo membentuk secercah sinar yang sangat indah. Sayang teknologi digital saat itu masih belum dapat menghasilkan foto-foto dengan resolusi yang tinggi sehingga hanya resolusi 320 x 240 pixel yang dapat saya tampilkan pada posting ini.
Sekeliling Ranu Kumbolo tampak masih asri dan dipenuhi dengan pepohonan, terutama di bagian selatan ranu. Hawa yang sejuk sekitar 6-8 derajat di siang hari dan 4-5 derajat di pagi hari membuat suasana yang nyaman untuk bersantai dan memancing di sana.

Sabtu, 24 Oktober 2009

Ranu Kumbolo - Semeru 2009

Pemandangan yang kita lihat saat naik jeep/truk menuju Ranu Pani

Setelah pendakian pertama tahun 1991 dan kedua tahun 1998, ini adalah pendakian ke semeru yang ketiga tahun 2009. Tidak seperti dengan pendakian pertama yang mencapai Puncak Mahameru, pendakian ketiga ini hanya saya lakukan hingga Ranu Kumbolo saja dan menikmati keindahan ranu tersebut. Mungkin pada pendakian berikutnya akan saya coba ke puncak lagi :)

Perjalanan diawali dari Ranu Pani, sekitar satu jam perjalanan dari Tumpang. Kita dapat menggunakan jeep-jeep yang khusus menyediakan transport ke Ranu Pani dan sebaliknya.

Hutan yang dilalui pada perjalanan menuju ke Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo 2400m dari permukaan laut

Setelah melalui 4 pos dengan perjalanan selama sekitar 5 - 6 jam kita akan mencapai Ranu Kumbolo, ranu dengan ketinggian 2400 meter dari permukaan laut. Suhu udara sekitar 7 - 8 derajat dan bila malam atau pagi hari dapat mencapai 4 - 5 derajat celcius. Perjalanan menuju ranu ini tidak terlalu berat, jalan menanjak hanya pada saat awal menuju ke pos satu dan sesudah pos ketiga. Selain itu jalan lurus dengan sedikit naik turun. Kecuali bila kita melewati jalan pintas yang hanya membutuhkan waktu 1 - 2 jam. Sangat tidak disarankan bagi yang berjalan tanpa porter atau stamina standard.

Suasana sore hari di Ranu Kumbolo
Tampak di sore hari kabut mulai turun ke ranu dan hawa akan semakin dingin. Bagi yang tidak membawa tenda, jangan lupa menyiapkan rumput-rumput kering untuk alas tidur, karena lantai pondok akan sangat dingin.
Pagi hari, matahari akan terbit di antara kedua pegunungan yang mengitari Ranu Kumbolo dan menghasilkan pemandangan yang sangat menarik. Apabila anda berada di sana pada bulan Juni-Juli, maka matahari akan terbit tepat di tengah dan akan tampak garis sinar menembus celah di antara dua gunung (pengalaman saya di Semeru 1998). Penduduk sekitar menyebut celah tersebut sebagai celah air mata.

Di balik pegunungan yang mengelilingi Ranu Kumbolo dengan melewati sebuah tanjakan yang disebut oleh penduduk sekitar sebagai Tanjakan Cinta, anda akan menemukan padang yang sangat luas menghampar. Ini adalah Padang Oro-oro Ombo yang membentang luas pada perjalanan menuju ke Puncak Mahameru. Dari sana anda akan berjalan lurus 1-2 jam sebelum memasuki hutan. Setelah 4-5 jam anda akan menemukan aliran lahar yang disebut Kalimati. Setelah tiba di Arcapada, perjalanan akan semakin berat menanjak sekitar 45 derajat dan berpasir menuju ke puncak mahameru.
Setelah agak siang, tampak kabut mulai naik dari ranu karena udara mulai menghangat
Saat kembali dari Ranu Kumbolo saya lebih sempat mengambil beberapa foto pemandangan daripada saat perjalanan naik.

Akhir kata, satu hal yang perlu diingat dalam perjalanan seperti ini, jangan lupa membawa alat makan, sehingga tidak perlu membuat supit dari batang tanaman :D